Pages

Senin, 28 September 2015

Cinta Muhib Terbantu Fasilitas Impor Sementara Bea Cukai

Wajahnya berseri, senyumnya lebar, hatinya gembira, ketika Muhib melihat gadis pujaannya Rachel tiba di terminal kedatangan Bandara Internasional Soekarno Hatta. Muhib semakin yakin akan kesungguhan Rachel dalam menjalin hubungan dengannya, setelah dua bulan berkenalan lewat dunia maya. 


Perkenalannya dengan Rachel si gadis cantik asal Swedia lewat situs jejaring sosial, membuat Muhib merasa menjadi orang yang paling bahagia di dunia saat ini. Pasalnya setelah 40 tahun menjalani hidupnya, Muhib baru merasakan jatuh cinta dan dicintai. Dalam perjalanan cintanya, Muhib selalu kandas, karena ternyata beberapa gadis yang Muhib cintai tidak merasakan hal yang sama dengan apa yang Muhib rasakan.

Maya, Santi adalah gadis berdarah jawa yang pernah Muhib “tembak”, namun Muhib sadar kalau cintanya bertepuk sebelah tangan. Tak menyerah dengan kedua gadis tersebut, Memey si anak penjual toko kelontong berdarah tionghua juga pernah dia dekati, namun keberuntungan asmaranya belum memihak kepada Muhib.

Sebenarnya Muhib adalah pemuda yang cukup tampan dan punya sejuta cinta. Dia adalah seorang pekerja keras di kantornya. Kesehariannya dihabiskan dengan pekerjaan. Orangnya penyayang, persis dengan nama arab yang dia punya “Muhib, berarti kekasih, peminat”, kata Wawan temen sekantornya.

Sejak Muhib mendengarkan saran Wawan, yang datang bersamanya menjemput Rachel, Muhib sering mencari pasangannya di berbagai jejaring sosial. Rachel adalah gadis yang dia temukan dalam jejaring sosial kelompok pencari jodoh yang seiman dengannya. Hubungannya semakin dekat, bahkan beberapa anggota keluarganya pun sudah saling mereka kenalkan dalam beberapa kali kontak melalui video call.

Rachel adalah seorang gadis 38 tahun yang bekerja sebagai arsitek di sebuah perusahaan kontraktor. Kedatangannya  ke Jakarta untuk melaksanakan riset pembangunan tol bawah laut di perusahaan afiliasinya di Jakarta. Kesempatan tersebut dimanfaatkan mereka berdua untuk saling mendekatkan Rachel dengan keluarga Muhib di Jakarta.

Muhib melakukan beberapa persiapan untuk menyambut kedatangan Rachel, mulai dari penginapan sampai dengan mencari tahu prosedur pembawaan barang-barang dari luar negeri ke Indonesia. Beberapa referensi telah ia dapatkan, termasuk nomor contact center Bravo Bea Cukai 1500225, untuk menanyakan prosedur kepabeanan pembawaan barang dari luar negeri.

Dua hari sebelum kedatangan Rachel, Muhib mencoba menghubungi Bravo Bea Cukai. Dia langsung menanyakan syarat dan ketentuan yang mengatur tentang pembawaan barang dari luar negeri. Terutama mengenai rencana Rachel membawa peralatan kerja kantornya seperti Laptop dan Kamera yang akan Rachel bawa kembali ke luar negeri.

Infomasi yang Muhib dapat dari Bravo Bea Cukai, bahwa barang-barang yang dibawa oleh Rachel akan mendapatkan pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor sebesar $250 per orang, atau apabila Rachel datang bersama keluarga maka akan mendapat pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor sebesar $1000.

Namun karena barang-barang yang rencanyanya Rachel bawa bersama keluarga nilainya diperkiran lebih dari $1000, terutama barang-barang yang akan Rachel bawa kembali ke negaranya, maka ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Rachel agar barang tersebut tidak terkena pembeaan oleh petugas bea cukai di lapangan.

Barang yang dibawa kembali lagi ke negara asalnya dinamakan barang impor sementara, atau istilah asingnya temporary import atau temporary admission. Barang bawaan pribadi penumpang juga masuk dalam kategori barang impor sementara, yang mendapatkan fasilitas pembebasan bea masuk.
Karena informasi dari Rachel barang yang dibawa semua masuk melalui bagasi (bukan lewat cargo), maka pada saat kedatangan, Rachel harus memberitahukan barang bawaannya dengan menggunakan dokumen Customs Declaration (atau dikenal dengan istilah dokumen BC 2.2), dengan dilampiri Formulir Impor Sementara Barang Pribadi Penumpang, Awak Sarana Pengangkut, dan Pelintas Batas. Akan tetapi kalau ternyata barang yang dibawa Rachel datang melalui Cargo maka pemberitahuan ke bea cukai harus dengan menggunakan dokumen Pemberitahuan Impor Barang Khusus/ PIBK (atau dikenal dengan istilah dokumen BC 2.1), disamping karena barang yang dibawa merupakan barang dagangan dan terdaftar di dalam manifest.

Apabila berdasarkan pertimbangan kepala kantor pabean diperlukan jaminan, maka Rachel juga harus mempersiapkan jaminan dengan nilai sesuai dengan penghitungan dan penetapan pejabat bea cukai. Atas penyerahan jaminan dari Rachel maka pejabat bea cukai akan menyerahkan dokumen Bukti Penyerahan Jaminan (BPJ) lembar pertama.

Jaminan yang dipersyaratkan bisa menggunakan uang tunai atau karena pertimbangan kepala kantor bisa menggunakan jaminan tertulis. Namun pada prinsipnya bahwa barang yang dibawa Rachel harus dikembalikan kembali ke luar negeri, tidak dipergunakan/ dipakai di dalam negeri, kecuali hanya untuk sementara waktu.

Jaminan akan dikembalikan jika Rachel berangkat ke Swedia kembali melalui bandara yang sama, dengan membawa barang yang telah diberitahukan pada Cutoms Declaration dan Formulir Impor Sementara Barang Pribadi Penumpang, Awak Sarana Pengangkut, dan Pelintas Batas pada saat kedatangan. Rachel juga bisa menunjuk sponsor, dengan membuat surat kuasa untuk mengambil jaminan dimaksud, apabila Rachel ternyata berangkat ke Swedia tidak melalui bandara yang sama.

Informasi tambahan yang diberikan oleh Bravo Bea Cukai adalah bahwa Bea Cukai juga memberikan fasilitas ATA Carnet, dimana dokumen yang dipergunakan layaknya sebuah pasport. Karena barang bawaan dari luar negeri sudah dijamin oleh perusahaan penjamin di luar negeri. Swedia menurut informasi Bravo Bea Cukai juga merupakan negara yang telah menerapkan perjanjian yang dikenal dengan perjanjian istanbul tersebut.
Informasi yang Muhib dapatkan, langsung dikabarkan kepada Rachel melalui surat elektronik. Agar supaya Rachel bisa mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk biaya jaminan yang harus dipertaruhkan di kantor bea cukai setempat.

Sehari menunggu kedatangannya, Muhib merasakan bahwa hari-harinya menjadi lebih bergairah. Muhib sudah tidak sabar menunggu gadis pujaannya tersebut. Sampai dengan saatnya hari yang dinantikannya pun telah tiba. 

Senin pagi, Muhib mengajak Wawan untuk menjemput Rachel di Bandara Soekarno Hatta. Dengan kemeja putih yang ia kenakan, dan parfum aroma mawar yang Rachel senangi pun tidak dilupakannya. “Ayo Wan, Let’s go..”. Dua jam perjalanan dia tempuh dari rumahnya di Cipinang Kebembem. Muhib dan Wawan pun langsung menunggu di pintu keluar bandara.
Sumber: Warta Bea Cukai

Informasi dari announcer bandara bahwa pesawat Rachel telah mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Hatinya berdebar, perasaan senang, gelisah, bercampur, karena untuk pertama kalinya melihat Rachel secara langsung. “Itu dia..” tunjuk Wawan, sambil mencocokkan foto yang Muhib bawa. Pandangan Muhib pun langsung tertuju ke gadis bule, mata biru, ikal, dan tinggi semampai, “woow cantik sekali, subhanalloh..”. Rachel dan Muhib saling melambaikan tangan, sambil mengisyaratkan bahwa dia akan penuhi dulu beberapa administrasi di imigrasi dan bea cukai.

Setelah melewati pos imigrasi, Rachel terlihat diperiksa oleh petugas bea cukai. Mulai dari dokumen yang dia bawa, berupa Customs Declaration sampai dengan barang bawaannya. Rachel pun terlihat diajak masuk ke pos pemeriksaan oleh petugas bea cukai untuk diperiksa lebih lanjut. Tak berlangsung lama, kurang lebih 15 menit, Rachel pun keluar dari pos pemeriksaan dan langsung menghampiri kami.

“Assalamu’alaikum..” dan salam pun dijawab fasih oleh Rachel. Mereka langsung menuju mobil yang Muhib bawa di parkir sebelah barat. Mereka semua bahagia bisa bertemu langsung dengan pujaan hatinya. “Semoga rencana nikahnya di bulan Desember 2015 menjadi kenyataan” kata hatinya.

Dalam perjalanan menuju rumah Muhib, Rachel menceritakan mengenai petugas customs Indonesia yang dengan cepat dan cekatan melayaninya. Rachel tidak menyangka, bahwa pengalamannya beberapa kali keluar negeri, tidak semudah yang ia rasakan pertama kalinya berurusan dengan customs, mungkin karena semua persyaratan sudah ia persiapkan terlebih dahulu. Rachel juga berterima kasih atas segala informasi yang Muhib berikan sebelum ia berangkat ke Indonesia.

Tidak ada komentar:

PERHATIAN: Jangan meninggalkan komentar SPAM di sini! Silahkan gunakan kotak komentar untuk bertanya atau diskusi terkait materi yang ditulis.

Posting Komentar

Popular Posts